Model Pembelajaran Memproses Informasi Dalam Pendekatan Deep Learning

  • Home
  • Artikel
  • Model Pembelajaran Memproses Informasi Dalam Pendekatan Deep Learning
Model Pembelajaran Memproses Informasi Dalam Pendekatan Deep Learning

Model Pembelajaran Memproses Informasi Dalam Pendekatan Deep Learning

Oleh: Agus Suroyo

Fasilitator Nasional Deep Learning, Koding AI dan Pendidikan Karakter Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah

       Deep learning adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan adalah cara pandang guru dalam mengajar atau dasar/filosofi yang menjadi landasan dalam pembelajaran. Sebagai sebuah pendekatan, deep learning berorientasi pada filosofi atau teori belajar. Contoh pendekatan lain dalam pembelajaran misalnya pendekatan pembelajaran berdeferensiasi, pendekatan saintifik, teaching at the right level dll.

       Pembelajaran mendalam sebagai sebuah pendekatan perlu dibantu dengen model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan rancangan besar atau pola yang menggambarkan alur belajar dari awal sampe akhir. Selama ini kita mengenal beberapa model pembelajaran seperti PBL, PjBL, discovery learning dan sejenisnya. Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun memperkenalkan beberapa model pembelajaran diantarnya kelompok model pembelajaran the information processing family, the social family, the personal family, dan the behavioral system family

        Dari sekian kelompok model pembelajaran di atas, kelompok model pembelajaran memproses informasi yang lebih dekat dengan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Hal ini karena pembelajaran mendalam merupakan pembelajaran yang menekankan pada pentingnya pemrosesan informasi yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran sehingga menghasilkan pemahaman materi yang mendalam. Dalam taksonomi Solo paling tidak pemahaman siswa mencapai level relational atau extended abstract. Pada level relational paling tidak siswa harus memiliki kemampuan untuk melakukan analisis, mengaplikasikan konsep, berargumen, mengkritisi, menjelaskan kasus, menghubungkan konsep. Pada level extended abstract paling tidak siswa memiliki kemampuan untuk bisa menyusun hipotesis, menteorisasi, membuat formula, menciptakan pola baru, mengeralisir, dan merefleksikan.

        Menurut Joyce at al, ada beberapa model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk melatih keterampilan berpikir dalam memproses informasi. Model pembelajaran ini meliputi induktive thinking, concept attainment, picture word induktive model, scientific inquiry, mnemonics, dan advance organizer

         Salah satu contoh model pembelajaran kelompok pemrosesan informasi adalah induktive thinking. Induktive Thinking adalah kemampuan dalam menganalisis dan membuat konsep. Berpikir induktif ini merupakan keterampilan berpikir yang fundamental. Model berpikir induktif merupakan sebuah model yang mengajarkan bagaimana siswa mencari informasi, mengolah informasi, membuat dan menguji hipotesis yang menggambarkan hubungan antardata. Model ini cocok untuk pendekatan pembelajaran mendalam karena dengan alur pembelajaran pada model ini dapat melahirkan pemahaman siswa pada level relational maupun extended abstract

        Dalam model pembelajaran induktif terdapat struktur model (sintak) yaitu pertama, mengidentifikasi dan menghitung data yang relevan dengan topik atau masalah. Kedua, mengelompokkan objek-objek menjadi kategori-kategori yang anggotanya memiliki sifat umum. Ketiga, menafsirkan data dan mengembangkan label untuk kategori-kategori tersebut sehingga data bisa dimanipulasi dalam bentuk simbolis. Terakhir atau yang keempat adalah mengubah kategori-kategori menjadi keterampilan atau hipotesis-hipotesis.

    Secara rinci, beberapa aktivitas pembelajaran dalam model pembelajaran induktive thinking meliputi tahap pembentukan konsep yang meliputi aktivitas mengkalkulasi dan membuat daftar, mengelompokkan, dan membuat label dan kategori. Selanjutnya adalah tahap interpretasi data yaitu mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting, mengeksplorasi hubungan-hubungan, dan membuat dugaan/kesimpulan. Tahap terakhir adalah penerapan prinsip. Pada tahap ini ada beberapa aktivitas yaitu memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena asing, menghipotesis, menjelaskan dan atau mendukung prediksi dan hipotesis. Aktivitas terakhirnya adalah menguji kebenaran (memverifikasi) prediksi. Ini adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendekatan deep learning. Model ini bisa dipadukan dalam pengelaman belajar deep learning yaitu memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.


Rongkop, 17 Agustus 2025