Model Pembelajaran Concept Attainment Dalam Pembelajaran Mendalam
Oleh: Agus Suroyo
Fasilitator Nasional Pembelajaran Mendalam, Koding AI dan Pendidikan Karakter
Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah
Selain model induktive learning, Joyce et al juga mengenalkan model concept attainment. Model pembelajaran ini dibangun atas kajian pemikiran yang telah dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin. Model ini dirancang untuk mengajarkan konsep dan membantu siswa lebih efektif dalam mempelajari konsep. Model pembelajaran ini juga cocok untuk implementasi pembelajaran mendalam.
Model pencapaian konsep (concept attainment) merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori. Dalam model ini setidaknya ada 3 tahapan penting dalam proses pembelajaran yaitu penggolongan, pembentukan, dan penemuan konsep.
Pada tahap penggolongan, siswa akan diajak untuk mendaftar sifat-sifat untuk dibedakan menjadi contoh yang tepat dan tidak tepat sesuai dengan kategori yang ditetapkan. Tahap selajutnya adalah pembentukan konsep yang secara proses mirip dengan model pemikiran induktif. Pada tahap pembentukan konsep siswa diajak menentukan dasar dimana mereka akan membangun kategori. Setelah itu kita akan masuk tahap ketiga yaitu penemuan konsep yaitu suatu tahap dimana para siswa diharuskan untuk menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan contoh-contoh yang berisi ciri-ciri konsep itu dan contoh-contoh yang tidak berisi ciri-ciri ini.
Di kelas, model pembelajaran ini dapat dijalankan dengan contoh berikut ini. Saat kita akan mengajarkan tentang kata sifat (adjektif) maka kita tidak langsung menjelaskan pengertian adjektif itu apa, tetapi kita memulai dengan memberikan contoh kata sifat itu sendiri (contoh positif) dan beberapa kata yang bukan kata sifat. Setelah itu siswa diminta untuk menunjukkan gagasan sebagai dasar mereka menentukan mana yang termasuk kategori kata sifat dan bukan kata sifat. Siswa diminta menunjukkan argumen yang menjadi dasar mereka mengelompokkan kata sifat dan bukan kata sifat. Gagasan antar siswa ini saling didiskusikan hingga gagasan-gagasan yang mereka susun dalam kategori-kategori ini dapat mengantarkan mereka pada penemuan konsep kata sifat. Jika sudah maka mereka dapat melakukan presentasi untuk menjelaskan konsep kata sifat sesuai dengan kategori-kategori yang mereka gagas hingga akhirnya mereka dapat menemukan konsep kata sifat. Model pembelajaran demikian menuntun siswa melalui berbagai proses pemahaman yang dalam taksonomi Solo, mereka melalui tahapan Unistruktural, Multistruktural, Relational dan Extended Abstract. Dengan proses tersebut maka pembelajaran mendalam bisa dicapai dari model pembelajaran penemuan konsep ini.
Semanu, 19 Agustus 2025