Teknik Refleksi Dalam Pembelajaran Mendalam

  • Home
  • Artikel
  • Teknik Refleksi Dalam Pembelajaran Mendalam
Teknik Refleksi Dalam Pembelajaran Mendalam

Teknik Refleksi Dalam Pembelajaran Mendalam

Oleh : Agus Suroyo

Fasilitator Pembelajaran Mendalam, Koding AI dan Pendidikan Karakter

      Salah satu aktivitas pembelajaran yang dapat mendorong anak memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah berlangsung adalah melakukan refleksi. Refleksi memiliki peran penting untuk guru dalam mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran yang dilakukan guru memberikan dampak, menumbuhkan daya tarik atau bahkan terdapat masalah-masalah yang perlu diperbaiki. Pada tulisan saya yang telah lalu, saya telah mengupas apa perbedaan merefleksi dalam inti pembelajaran sabagai tahapan pengalaman pembelajaran dan refleksi yang merupakan penutup pembelajaran. Untuk tulisan ini saya akan mengungkap tentang teknik refleksi yang bisa dijadikan sebagai referensi saat kita melakukan refleksi di kelas. Ada  6 teknik refleksi dalam pembelajaran mendalam yang akan kita pelajari yaitu SSC, FSB, 4F, 4C, DEAL dan papan cerita reflektif. Anda dapat menggunakan teknik refleksi ini bergantian sehingga cara kita melakukan refleksi tidak membosankan dan itu-itu aja.


1. SSC ( Start, Stop, Continue)

SSC merupakan teknik refleksi yang mendorong anak untuk mengidentifikasi mana tindakan yang akan dimulai dilakukan, yang akan dihentikan, dan yang akan dilanjutkan. Setelah anak memperoleh pembelajaran maka dalam refleksi ini anak bisa menentukan perilaku mana yang akan mereka mulai lakukan dan perilaku mana yang akan dihentikan karena tidak sesuai dengan konsep atau nilai-nilai yang dia peroleh dalam pembelajaran. Selain itu anak juga diminta menuliskan hal atau perilaku apa saja yang akan tetap meraka lanjutkan setelah pembelajaran berlangsung.

2. FSB (Fridge, Suitcase, Bin)

FSB atau Fridge, Suicase, Bin adalah teknik refleksi untuk mengelompokkan pengalaman ke dalam 3 area yaitu Fridge ( kulkas) untuk ide, perilaku, atau keterampilan yang akan disimpan dulu untuk digunakan nanti. Adapun suitcase adalah pengalaman-pengalaman yang akan dibawa dan sering digunakan dalam waktu dekat. Ini meliputi ide-ide praktis atau konsep-konsep penting yang akan selalu diingat atau yang akan diterapkan.Terakhir bin adalah pengalaman yang akan dibuang atau dihindari.

3. 4 F (Facts, Feelings, Findings, Future)

Teknik refleksi lainnya adalah 4F yaitu sebuah teknik refleksi untuk mengungkap apa saja fakta yang dialami, perasaan yang dirasakan, apa yang didapat, dan manfaat apa yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran. Pada aspek facts, anak atau siswa dapat diminta menceritakan pengalaman yang ia peroleh dalam pembelajaran. Setelah itu, mintalah anak untuk mencerintakan perasaan (feelings) yang ia rasakan pada saat mengikuti pembelajaran. Kemudian mintalah mereka untuk mengungkapkan apa saja yang ia dapat (findings) dari pembelajaran ini. Terakhir, para siswa dapat diminta untuk menuliskan apa saja manfaat (future) yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran ini.

4. 4 C ( Conection, Challenge, Concept, dan Change)

Teknik refleksi 4C adalah teknik refleksi yang akan mengungkap koneksi, tantangan, konsep penting dan perubahan apa yang akan dilakukan setelah pembelajaran. Pada sisi koneksi (conections), para siswa atau anak dapat diminta untuk menghubungkan konsep atau nilai yang baru saja ia terima dalam pembelajaran dengan pengalaman atau peran dia selama ini. Pada aspek challange, siswa dapat diminta untuk menjelaskan perbedaan apa yang ia peroleh dari pembelajaran yang ia terima saat ini dengan pengalaman masa lalu mereka. Setelah itu mereka juga diminta mengurai konsep penting (concept) apa yang mereka peroleh dari pembelajaran saat ini. Terakhir, mereka bisa diminta untuk menuliskan perubahan (change) apa yang akan mereka lakukan setelah pembelajaran ini.

5. DEAL ( Description, Examination, And Articulation of Learning)

DEAL adalah teknik refleksi yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Teknik meliputi 3 aspek yaitu description, examination, dan articulation of learning. Pada aspek description para siswa diminta mendeskripsikan pengalaman mereka yang meliputi 5W (what, who, where, when, why) dan 1 H (how). Setelah itu mereka diminta menjelaskan (examination) atau menganalisis pengalaman yang mereka peroleh dengan tujuan yang hendak dicapai selama ini. Setelah itu mereka diminta untuk mencatat apa saja hal penting yang mereka peroleh dari pembelajaran dan tindak lanjut perbaikan setelah ini.

6. Papan Cerita Reflektif

Teknik terakhir adalah papan cerita reflektif. Dalam teknik ini para siswa bisa diminta untuk membuat 4 gambar bersambung yang menceritakan pengalaman apa yang diperoleh dari pembelajaran ini. Setiap gambar diberikan penjelasan singkat.


     Keenam teknik refleksi ini bisa digunakan sebagai upaya untuk mendorong peningkatan pembelajaran, meningkatkan komunikasi, memberikan umpan balik, mendorong siswa untuk menghubungkan konsep yang ia peroleh dengan konsep sebelumnya atau dengan dunia nyata. Dengan kegiatan refleksi ini maka para siswa akan terdorong untuk menghubungkan ide (relational) atau mengembangkan dan menerapkan ide (extended abstract) yang merupakan harapan besar dari pembelajaran mendalam.


Semanu, 28 September 2025