2 Siswa dan 1 Guru SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Ikuti Festival Gaharu Muhammadiyah

  • Home
  • Berita
  • 2 Siswa dan 1 Guru SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Ikuti Festival Gaharu Muhammadiyah
2 Siswa dan 1 Guru SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Ikuti Festival Gaharu Muhammadiyah

2 Siswa dan 1 Guru SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Ikuti Festival Gaharu Muhammadiyah

SMP Muhammdiyah Al Mujahidin mengirimkan perwakilan 2 siswa dan 1 guru untuk ikuti Festival Gaharu Muhammadiyah pada Rabu-Jum’at, 15-17 Maret 2023 di Griya Persada Hotel & Resort, Kaliurang. “Festival Gaharu” adalah sebuah program yang diadakan Dikdasmen PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Mitra Ashoka. Program ini berfungsi sebagai wadah bagi para pemuda yang berasal dari sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang gerakan pembaharuan inovatif melalui praktik dan kolaborasi.

Festival ini diikuti oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah terpilih sebanyak 22 sekolah dari 9 Provinsi, dimana beberapa sekolah tersebut dikumpulkan dalam satu forum untuk fokus bertukar ide dan gagasan mengenai trobosan-trobosan terbaharu. Dalam rangkaian kegiatannya, para siswa dan guru diajak untuk saling terbuka dan ekspresif, saling berkolaborasi. Bagaimana meningkatkan kapasitas diri melalui jiwa kepemimpinan, organisasi, dan pembaharuan dari praktisi di lapangan. Serta berdiskusi, guru dan siswa bertukar pendapat tentang inisiatif dan sekolah pembaharu.

“Satu momen, kita sempat diminta untuk pairing (berpasangan) dengan sekolah lain. Waktu itu, kita dipasangkan dengan MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta. Kita bebas berkreasi tentang ide baru yang akan kita munculkan”, ungkap Ustazah Hanifah selaku guru yang mengikuti Gaharu.

Ustazah menambahkan, "Dalam sesi changemaker schools, bersama dengan MTs Karangkajen kami mencanangkan inisiatif pembaharuan di sekolah berupa sistem sekolah yang fokus kepada minat bakat siswa, lingkungan sekolah yang ramah anak dan menjadikan sekolah adalah tempat yang nyaman untuk merancang cita-cita dan masa depan”.

Kegiatan inti berfokus di hari kedua. Masing-masing sekolah diminta untuk menyampaikan harapan setelah mengikuti Festival Gaharu.

“Gerakan pembaharuan tidak selalu hal yang besar. Membuat perubahan dapat dimulai dari hal kecil dan sedikit demi sedikit, serta perubahan dapat dimulai oleh siapa saja. Saya berharap dengan kami mengikuti kegiatan ini, kami bisa memulai dan membawa semangat pembaharuan ke seluruh warga SMP Muhammadiyah Al Mujahidin dan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Gunungkidul lainnya.  Ide-ide pembaharuan sudah kami dapatkan, saatnya untuk menjalin mitra dan bekerja sama untuk membangun perubahan yang baik di sekolah. Everyone a Changemaker”, tambah Ustazah Hanifah.

Dilanjutkan dengan workshop tentang pembaharuan dari diri sendiri dan sekola, dimana Everyone A Changemaker (EACH) perlu ditanamkan dalam diri masing-masing individu untuk menuju pembaharuan yang berkemajuan. Kemudian, sesi inspirasi yang diisi oleh berbagai narasumber ternama di bidangnya, yaitu :

• Ir. Nani Zulminarni (Ashoka SEA Diamond Leader)

• Angelou Ezeilo (Empathy Leader, Ashoka Africa)

• Ludovica Tramontin (Youth Years Team, Ashoka Italia) dan Sara Ciganotto, Wakil Kepala Sekolah Istituto Tecnico Arturo Malignani

Dari kegiatan ini, SMP Muhammadiyah Al Mujahidin belajar banyak hal, terutama bagaimana gerakan pembaharuan dilakukan di luar negeri dan di daerah-daerah lain di Indonesia. Bahwa sistem yang sudah berjalan memanglah tidak mudah untuk diubah, namun kita bisa membuat perubahan lain yang kita mampu demi mencapai tujuan yang lebih tinggi lagi. Anak-anak diajak untuk mengeluarkan kreativitas mereka untuk mencanangkan sebuah pembaharuan melalui 5R (Resources, Rules, Roles, Relationship, Result).

Ustazah Hanifah menambahkan terkait cita-cita atau ide kratif apa yang nantinya akan diterapkan di SMPAM atau lingkungan, “Melalui program Anti Bullying dan Unggah-ungguh (BeeBit) yang dicanangkan siswa dan guru, kami akan meneruskannya menjadi program tetap yang akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Al Mujahidin. Program yang setelah ini akan dilakukan yaitu program antibullying PATUH (Posko Anti Bullying Harian). Mengutus dua perwakilan setiap kelas 7 dan 8 untuk menjadi penengah kasus bullying verbal maupun fisik di kelas. Wali kelas dan guru BK akan menjadi pendamping dalam penyelesaian kasus bullying yang berasal dari aduan agen pembaharu PATUH. Pemilihan peserta didik sebagai agen pembaharu PATUH dikarenakan peserta didik akan cenderung bercerita dengan sesamanya. Oleh karena itu agen pembaharu PATUH juga bertindak sebagai teman, penyalur dan konseling sebaya dalam menyelesaikan kasus pembullyian”.